Beranda | Artikel
Hakikat Tauhid
Rabu, 4 Agustus 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Hakikat Tauhid adalah ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Fathul Majid Syarh Kitab At-Tauhid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 25 Dzul Hijjah 1442 H / 8 Agustus 2021 M.

Kajian Tentang Hakikat Tauhid

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah mensyirikkannya dengan sesuatu apapun” (QS. An-Nisa`[4]: 36) 

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk beribadah kepadaNya semata, tiada sekutu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sesungguhnya Dialah Allah yang Maha Pencipta, Maha Pemberi Rezeki, Maha Pemberi Nikmat, yang senantiasa memberikan anugerah atas makhluk-makhlukNya dalam setiap keadaan. Maka Dialah Allah yang paling berhak dari mereka untuk diibadahi oleh hamba-hambaNya dan tidak disyirikkan dengan sesuatu apapun dari makhluk-makhlukNya.

Inilah alasan mengapa hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling pantas untuk diibadahi.

Ayat ini (QS. An-Nisa`[4]: 36 ) juga dinamai dengan آية الحقوق العشرة (ayat hak-hak yang sepuluh). Maksudnya di dalam ayat ini terdapat 10 perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di dalam ayat ini menjelaskan tentang hakikat tauhid. Dimana hakikat tauhid ada dua hal, yaitu:

  1. menetapkan ibadah hanya untuk Allah,
  2. meniadakan peribadatan kepada selain Allah.

Hal ini sebagaimana yang kita dapati dalam kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah; Laa Ilaaha meniadakan Tuhan yang diibadahi selain Allah, Illallah menetapkan bahwa hanya Allah yang paling berhak untuk diibadahi. Itulah hakikat tauhid yang mengandung An-Nafyu (peniadaan) dan Al-Isbat (penetapan).

Yang patut diperhatikan juga dalam ayat ini adalah ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Janganlah kalian mensyirikkan Allah dengan sesuatu apapun.” Para ulama ushul fiqih mengatakan jika setelah peniadaan itu kata yang belum jelas penentuan siapa dan apanya, maka ini memberikan faedah keumuman. Artinya bahwa siapapun dan apapun dari makhluk-makhluk tidak bisa disyirikan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka ayat ini menunjukkan kepada larangan terhadap segala macam kesyirikan.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari kita download dan simak mp3 kajiannya.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50494-hakikat-tauhid/